konsep keluarga
2.1
Konsep keluarga
2.2.1 Definisi
Keluarga
Menurut Padila (2012) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem
sosial. Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari
individu-individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain, saling tergantung
yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut Dion & Yasinta (2013) keluarga adalah anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan..
2.2.2 Bentuk-Bentuk Keluarga
Beberapa
bentuk keluarga adalah sebagai berikut Suprajitno
(2012).
a. Keluarga
inti (Nuclear Family)
Keluarga inti yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikaan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja
diluar rumah.
b. Keluarga
besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga
Campuran (Blended Family)
Keluarga yang terdiri dari suami,
istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.
d. Keluarga
menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak yang tinggal bersama.
e. Keluarga
orang tua tinggal
Keluarga yang terdiri dari pria atau
wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin
tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
f. Keluarga
Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan
anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki
kepercayaan bersama.
g. Keluarga
Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan
masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya
masingmasing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.
h. Keluarga
Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan
beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan
anak-anaknya (poliandri).
i. Hidup
bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
Sedangkan menurut Dion & Yasinta (2013) membedakan
2 bentuk keluarga, yaitu :
1. Keluarga
Tradisional (Traditional Family)
a.
Keluarga yang
terbentuk karena/tidak melanggar norma- norma kehidupan masyarakat yang secara
tradisional dihormati bersamasama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan
keluarga.
b.
Keluarga Inti
(Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak
yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga.
c.
Keluarga Inti diad
(Nuclear Dyad Family)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak,
atau anak-anak mereka telah tidak tinggal bersama.
d.
Keluarga orang tua
tunggal (Single Parent Family)
Keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal
dunia.
e.
Keluarga orang
dewasa bujangan (Single Adult Living Alone)
Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki
atau wanita yang hidup secara membujang.
f.
Keluarga tiga
generasi (Three Generation Family)
Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh
anak-anak mereka.
g.
Keluarga pasangan
umur jompo atau pertengahan (Middle Age or Aldert Couple)
Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah
memasuki usia pertengahan atau lanjut.
h.
Keluarga jaringan
keluarga (Kin Network)
Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut
garis vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.
i.
Keluarga karier
kedua (Second Carrier Family)
Keluarga inti ada yang anak-anaknya telah meninggalkan
keluarga, suami atau istri aktif lagi kerja.
2.
Keluarga Non Tradisional
Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap
melanggar norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama. Yang
terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri. Dibedakan 5
macam sebagai berikut :
a.
Keluarga yang hidup
bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak
yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggungjawab bersama serta memiliki
kekayaan bersama.
b.
Keluarga dengan
orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried Parents and Children Family): pria
atau wanita yang tidak pernah
kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang
dilahirkannya.
c.
Keluarga pasangan
tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with children Family): keluarga inti
yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan sah.
d.
Keluarga pasangan
tinggal bersama (Combifity Family): keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah.
e.
Keluarga
homoseksual (Homoseksual Union) adalah keluarga yang terdiri dari dua orang
dengan jenis kelamin yang sama dan hidup bersama sebagai suami istri.
2.2.3
Peran Keluarga
Peran keluarga
menurut Dion (2013) yaitu :
1)
Peran
sebagai ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman.
Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok sosial, serta anggota masyarakat
dan lingkungan.
2)
Peran
sebagai ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya berperan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
salah satu anggota kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat dan
lingkungan di samping dapat berperan pula sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga.
3)
Peran
sebagai anak : anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
2.2.4 Tugas Kesehatan Keluarga
Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan, tugas keluarga
merupakan faktor utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Tugas kesehatan keluarga menurut Setyowati (2007), adalah sebagai
berikut:
a. Mengenal
gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan
keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri.
d.
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
e.
Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga lembaga-lembaga kesehatan
yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik
2.2.5 Struktur dan Fungsi Keluarga
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal
dan Informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan
pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung
keluarga. Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung diantara
anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan
masalah.
Menurut Friedman (2010) ada lima
fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut.
a.
Fungsi afektif,
adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling
mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
b.
Fungsi sosialisasi,
adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota
keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial.
c.
Fungsi reproduksi,
adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
d.
Fungsi ekonomi,
adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang,
pangan, dan papan.
e.
Fungsi perawatan
kesehatan, adalah kemampuan keluarg untuk merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan
2.2.6 Peran Perawat Keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga, perawat perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut (Friedman
2010).
a. Melakukan
kerja bersama keluarga secara kolektif.
b. Memulai
pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.
c.
Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga.
d. Menerima
dan mengakui struktur keluarga.
e. Menekankan
pada kemampuan keluarga.
Peran
perawat keluarga adalah sebagai berikut.
a.
Sebagai pendidik,
perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga,terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan.
b.
Sebagai koordinator
pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan yang komprehensif.
c.
Sebagai pelaksana
pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga
melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah
kesehatan.
d.
Sebagai supervisor
pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap
keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga
berisiko tinggi maupun yang tidak.
e.
Sebagai pembela
(advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak
keluarga sebagai klien.
f.
Sebagai
fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah.
g.
Sebagai peneliti,
perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.
h.
Sebagai modifikasi
lingkungan, perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.
Daftar pustaka
Andarmoyo. 2012. Keperawatan
Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik. Jogjakarta
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah.
Yogyakarta: DIVA Press
Dion,Yohanes
dan Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.Yogyakarta : Nuhamedika
Doenges, Marilynn E.dkk. 2000.
Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman
Untuk. Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi
III.Alih. Bahasa: I Made Kriasa.EGC.Jakarta.
Faisalado. 2014. Keperawatan Komunitas. Dengan
Pendekatan Praktis. Medical Book
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan
Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan. Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Mayer., Welsh dan Kowalak, 2011. Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: EGC
Sudarta, W. 2013. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Cardiovaskuler. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Suprajitno.2012.Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam.
Praktik.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Triyanto E. 2014. Pelayanan
Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara. Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
Padila.2012.Buku Ajar Keperawatan Keluarga.Yogyakarta
: Nuha Medika
Wajan Juni. 2011. “Keperawatan Kardiovaskular”. Jakarta: Salemba. Medika